Risk Society dan Problem Bumi Kita

 

Selayang Pandang Kondisi Bumi kita

Tak bisa kita sangsi bahwa cuaca akhir-akhir ini kian memburuk. Buruknya cuaca kian nyata disaat sudah sering kalinya perubahan iklim dari hujan ke panas secara tiba-tiba; perubahan iklim kian tak menentu. Bahkan tatkala panas tiba menyertai hari-hari kita, terasa sangat menyengat dan membakar kulit. Dengan demikian, perubahan iklim yang kian ekstrim semakin mempertegas bahwa pemanasan global semakin menjadi ancaman yang berbahaya bagi roda kehidupan di bumi (ancaman paling berbahaya yakni keterancaman atmosfer laut akibat panas yang melelehkan gunung es dan prediksi akan curah hujan yang ekstrim lihat: PBB: Bencana Global, Perubahan Iklim Semakin Parah, tempo.co. Hingga pemanasan global berefek secara sosiologis yakni diprediksi meningkatkan kemiskinan akibat potensi gagal panen dan kurangnya pasokan air, lihat: pemanasan global berpotensi tingkatkan kemiskinan, Tempo.co).

Besar dugaan bahwa polusi yang semakin menjadi-jadi membuat lingkungan secara perlahan mengalami kerusakan. Bahkan, kandungan karbon dioksida (CO2) semakin meningkat di udara seturut meningkatnya polusi yang dihasilkan cerobong asap industri dan penggunaan transportasi. Akhirnya kadar CO2 yang semakin meningkat pada gilirannya menjadi penyumbang utama pemanasan global hingga berefek pada perubahan iklim yang ekstrim dan juga sedikit banyak merusak sistem biologis masyarakat, mendatangkan banyak penyakit berbahaya. Hal tersebut menjadi semakin sulit diatasi. Alasan utamanya adalah hutan sebagai penyerap karbon dioksida sekaligus penghasil udara segar semakin gundul akibat kerap kalinya dieksploitasi oleh mesin industri (di indonesia Hutan gundul kian luas seperti apa yang terjadi di Kalimantan tengah. Baca: seluruh perusahaan kayu dituding sebabkan hutan kalteng gundul, merdeka.com). Gundulnya hutan juga pada akhirnya berdampak buruk bagi masyarakat, seperti banjir dan tanah longsor yang cukup banyak memakan korban jiwa.

Syahdan, kondisi di atas mempertegas bahwa saat ini kita hidup di zaman yang riskan. Bahkan risiko bisa hadir pada setiap udara yang kita hirup. Hal ini pada gilirannya mempertegas bahwa hampir disetiap lini kehidupan kita selalu mengandung bahaya yang bahkan beberapa di antaranya tak pernah kita duga. Dan bahaya itu, sedikit banyak akibat penggunaan bikinan masyarakat itu sendiri. 

Masyarakat Kontemporer: Risk Society

Benarlah kiranya jika seorang sosiolog, Ulrich Beck memberi peristilahan masyarakat hari ini sebagai Risk Society. Setidaknya menurut Beck, Risk Society (Masyarakat risiko) adalah ciri masyarakat yang kerap kali mendatangkan bahaya dan bencana disetiap perbuatannya. Penggunaan teknologi industri mengakibatkan kerusakan ekologis yang pada gilirannya memunculkan berbagai macam bencana alam, pemanasan global, .  kerusakan biologis sudah semakin rentan karena konsumsi makanan cepat saji atau bahan-bahan makanan yang telah terinjeksi bahan kimia berbahaya. Perang yang berkecamuk oleh karena perkembangan tekologi militer.  

Ekses dari merebaknya risiko yang dihasilkan masyarakat kontemporer adalah terciptanya kondisi yang oleh Anthony Giddens sebut sebagai High Risk (risiko tinggi) yakni kondisi di mana eksistensi umat manusia kian terancam punah akibat banyaknya risiko yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Ibarat senjata makan tuan, kita berbuat, kita yang terkena konsekuensinya.

Tak menutup kemungkinan apa yang dikatakan Giddens terjadi. Sebab, saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali difungsikan dengan semena-mena, juga dengan berlebihan.  Misalkan, pabrik-pabrik yang didirikan para pemodal terlalu banyak merusak lingkungan demi mendulang keuntungan yang banyak. Sumber daya alam digerus dengan menggunakan teknologi industri tanpa mengenal batas, sementara mereka sama sekali tak peduli akan kondisi biosfer yang kian rusak, keterancaman lingkungan hidup, begitu pula efek jangka panjangnya terhadap keberlangsungan hidup masyarakat. Dan ini contoh kecil dari malapetaka teknologi dan industri. Belum lagi kita berbicara tentang konsumsi kendaraan bermotor yang kian membeludak, membeludak pula polusi yang membahana diudara sekitar, merusak keseimbangan iklim, menimbulkan banyak penyakit yang mematikan.

Tugas Pendidikan 

Kita tahu bahwa risiko-risiko yang sangat mengancam datang dari kelalaian dan kesema-menaan memanfaatkan teknologi mutakhir. Namun, tak bisa kita sangsi bahwa perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan zaman, dan tak sedikit juga memberi manfaat bagi umat manusia. Untuk mengatasi dilema ini, maka masyarakat mesti paham bahwa dalam memanfaatkan teknologi harus dibarengi rasa simpati terhadap kondisi bumi pertiwi, agar kiranya masyarakat sadar akan batas-batas. Disinilah pendidikan memiliki peran penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang jati diri bumi.

Edgar Morin dalam karyanya tujuh materi penting dalam dunia pendidikan mengungkapkan bahwa pendidikan masa depan mesti  mengajarkan beberapa aspek penting salah satu menurutnya adalah membangkitkan kesadaran dan rasa saling memiliki yang berhubungan dengan bumi kita. Hal ini penting, sebab berdasarkan pada  kondisi bumi pertiwi yang kian menghawatirkan, ia membutuhkan penghuni yang memiliki kesadaran menata, memperbaiki, dan memahami kondisi nya. Maka tugas pendidikan sebagaimana menurut Morin adalah menumbuhkan kesadaran ekologis masyarakat yakni rasa sadar bahwa kita bersama dengan semua mahluk hidup mendiami biosfer atau lingkungan hidup yang sama. Dengan kesadaran akan ikatan antara diri kita dan biosfer kita memupuk kerinduan untuk hidup bersama dimuka bumi.  

Hal di atas kiranya begitu penting menjadi sentral perhatian dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan hari ini hanya mengajarkan bagaimana pengetahuan dan skill itu berguna mensejahterahkan diri, dan bagaimana bertahan hidup ditengah-tengah masyarakat. Tujuan pendidikan tidak boleh stagnan sampai disitu. Pendidikan juga mesti menelurkan output yang sadar akan identitasnya sebagai warga bumi. Sebagai warga bumi, maka kita mesti memiliki sikap etis pada segala isi bumi yang lain. Seperti apa yang dikatakan oleh Edgar Morin bahwa perndidikan mesti mengajarkan etika pemahaman berskala planet.

 

Komentar

Populer Sepekan