Sang Alkemis; Sebuah Penafsiran
![]() |
The Alchemist |
Narasi Singkat
Sang
Alkemis (The Alchemist) adalah sebuah novel karya Paulo Coelho
sastrawan asal Brazil yang berisikan kisah sederhana namun sarat akan makna.
Novel inspiratif yang sedikit bernuansa mistik namun membangkitkan
motivasi, mengajarkan tentang keberanian dan kegigihan serta menebar pesan
tentang arti sebuah perjuangan. Pesan-pesan tersebut tergambar jelas bila
melihat pribadi dari tokoh utamanya; Santiago. Seorang pemuda berkebangsaan
Spanyol yang berprofesi sebagai pengembala domba dan gemar membaca buku. Dapat
dipastikian bahwa banyak orang yang menolak untuk menggeluti profesi itu, namun
Santiago merasa bahagia walaupun hanya seorang gembala karena profesi itu
adalah pilihan sadarnya berdasarkan hati nuraninya. Sebenarnya orang tuanya
menginginkan dia untuk menjadi seorang pastor, namun dia memilih mendengar kata
hatinya yang menghimbau dia untuk menjadi seorang gembala karena menjadi
seorang gembala sangat cocok untuk dapat mewujudkan impiannya; menjelajahi
dunia. Santiago pernah berkata “ yang membuat hidup ini menarik adalah
kemungkinan mewujudkan impian menjadi kenyataan”. Sebuah prinsip hidup yang
baik dijadikan inspirasi bagi kita semua.
Karena dari awal Santiago berkeinginan
untuk menjelajahi dunia, diapun mendapatkan sebuah ilham yang akan menuntunnya
untuk mewujudkan impiannya itu. Berawal dari mimpi tentang harta karun yang
berada dipiramida-piramida Mesir yang dialaminya disebuah gereja tua, Santiago
nekat melakukan perjalanan yang sangat jauh dan penuh resiko demi menemukan
harta karun tersebut. Walaupun awalnya dia tidak percaya kebenaran mimpi
tersebut, tapi mimpi yang dialaminya semakin membuatnya penasaran pada
saat dia mimpi yang sama untuk kedua kalinya. keyakinannya akan kebenaran
mimpi itu semakin jelas pada saat dia bertemu dengan kakek tua yang bernama
Melkisedek yang mengaku sebagai seorang raja. Melkisedek dapat membaca pikiran
Santiago bahkan mengetahui kalau dia mengalami mimpi tentang harta karun. Dan
dari situ Melkisedek memberi nasehat kepada dia mengenai Takdir. Kata
melkisedek kepada Santiago, “takdir adalah apa yang selalu ingin kau
capai”. Santiago memimpikan tentang harta karun dan itulah takdirnya yang
harus dicapainya.
Karena merasa bahwa Melkisedek berkata
benar akhirnya Santiago membulatkan hatinya untuk menjelajah mencari harta
karun itu. Dia rela mengorbankan domba-dombanya untuk dijual kepada
Melkisedek untuk biaya perjalanannya. Sebuah bentuk pengorbanan demi suatu
tujuan yang diimpikan. Mungkin seperti itulah sebuah perjuangan apapun
bentuknya pasti tak akan tercapai tanpa pengorbanan. Ditengah perjalanan
hambatan datang silih berganti seperti perampokan yang dialaminya hingga modal
materinya (uang) habis tak tersisa. Kejadian itu membuat Santiago frustasi dan
sempat berniat untuk menghentikan langkahnya kemesir dan pulang kembali. Namun
dia tetap berpegang teguh pada perkataan orang tua itu “saat engkau
menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu
meraihnya”. Saat dimana kita menginginkan sesuatu banyak jalan untuk dapat
meraihnya karena mulai dari diri kita sendiri, lingkungan kita hingga segala
isi semesta ini bisa saja memberi bantuan untuk mewujudkan impian kita tinggal
kita berikhtiar dan menyesuaikan diri pada seisi jagat raya ini.
Perkataan Melkisedek kini menjadi
modalnya yang tersisa dan akhirnya dapat menyelamatkan hidupnya. Santiago
berhasil keluar dari keaadan yang terhimpit berkat bantuan pedagang Kristal
yang berbaik hati memberi tumpangan kepada Santiago untuk tinggal dirumahnya
dan hampir satu tahun lamanya dia menetap disitu dan membantu pedagang Krista
itu. kehadiran Santiago dalam hidupnya meningkatkan usaha penjualan kristalnya
karena selama ini barang dagangannya kurang diminati. Dan Santiago
menjadi anak keberuntungan buat pedagang Kristal itu. Waktu hampir satu tahun
itu adalah waktu yang cukup panjang namun memberikan pengalaman yang berharga
buat dirinya hingga menambah pengetahuannya pada budaya dan tradisi bangsa
lain. Cocoklah bila pepatah mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang
berharga”.
Dari modal hasil bantuan dari pedagang
Kristal itu sebagai bentuk terima kasaihnya kepadanya, memberi harapan untuk
melanjutkan perjalanannya ke Mesir dengan satu tujuan; menemukan harta karun
itu. Santiago melanjutkan perjalanannya ke Piramida-piramida mesir yang sempat
tertunda sangat lama dengan menaiki caravan untuk melewati gurun pasir. Di
dalam karavan itu dia bertemu dengan seorang pemuda berkebangsaan inggris. Si
orang inggris itu sangat ingin menguasai alkimia yang katanya ilmu yang sangat
sulit dipelajari. Makanya si orang inggris itu melakukan perjalanan kemesir
untuk mencari Sang Alkemis.
Dalam novel ini digambarkan bahwa Sang
Alkemis adalah orang yang bijaksana yang memiliki kemampuan yang luar biasa.
Sang Alkemis adalah orang yang memiliki batu filsuf, benda yang sangat
diinginkan oleh si orang inggris itu. Batu filsuf adalah benda yang dapat
mengubah logam menjadi emas. Sang Alkemis membutuhkan waktu bertahun-tahun
memurnikan logam dengan api untuk menciptakan benda itu. Bertahun-tahun pula
Alkemis melepaskan dirinya dari kesenangan duniawi. Dari kegiatan pemurnian
logam sekaligus memurnikan dirinya sendiri. Lewat dari pengalamannya dalam
menciptakan sebuah karya agung juga usahanya dalam memurnikan
dirinya yang ditempuhnya dengan kesabaran dan ketekunan, sang Alkemis dapat
melakukan hal-hal yang musykil dilakukan oleh orang lain. Selain dapat mengubah
logam menjadi emas dia juga pandai membaca pertanda-pertanda karena dia dapat
berkomunikiasi dengan jiwa dunia hingga memahami bahasa dunia lewat
pertanda-pertanda. Jiwanya telah menyatuh dengan jiwa dunia hingga dia dapat
memahami tujuan gerak dari semesta ini yang akhirnya membuatnya dapat
mengetahui sesuatu yang pasti akan terjadi.
Begitu pula yang terjadi pada diri
Santiago. Perjalanan panjang yang ditempuhnya melatih keberanian dan
kesabarannya. Dan dari pengalamannya disepanjang perjalanan membuatnya terbiasa
pada keadaan dan dunia dan sekaligus sedikit demi sedikit memurnikan dirinya
hingga sampai pada titik dimana dia dapat membaca pertanda-pertanda dan
memahami bahasa dunia karena jiwanya telah berkoneksi dengan jiwa dunia.
Kemampuan yang dimiliki Sang Alkemis dan sentiago bukanlah hal yang musykil
terjadi. Didalam filsafat Jiwa manusia diibaratkan sebagai mikrokosmos dan alam
semesta adalah makrokosmos. Bila manusia memurnikan jiwanya maka manusia dapat
mengungkap hakikat alam semesta bahkan dapat menembus batas-batas ruang dan
waktu. Maka bukanlah hal yang mustahil bila ada seseorang yang dapat mengubah logam
menjadi emas dan dapat membaca pertanda-pertanda alam semesta.
Santiago dan Alkemis bertemu di oasis
tempat persinggahan caravan yang ditumbuhi puluhan ribu pohon kurma dan ratusan
sumur. Disana Santiago banyak belajar dengan sang Alkemis. Dan berkat bantuan
sang Alkemis anak itu dapat menghalau rintangan di Oasis termasuk menghindari
hiruk pikuk peperangan antar suku yang menjadi penghalang berat si anak itu
untuk menemukan harta karunnya. namun ada hal yang mungkin paling
berkesan bagi si anak itu pada saat di Oasis, dia menemukan cinta
sejatinya.
Poscript
Sekilas menelisik perjalanan Santiago
menuju Takdirnya. Banyak pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dan dijadikan
inspirasi dan motivasi diantaranya:
(1). Mewujudkan impian harus
didukung dengan totalitas sebab bila tidak maka impian itu sulit untuk tercapai.
Seperti Santiago yang ingin menjelajahi dunia dia memilih untuk menjadi
gembala bahkan menjalani sebuah perjalanan panjang yang berhasil membawanya
kepada pribadi yang memiliki kualitas lebih tinggi dari sebelumnya.
(2) butuh keberanian dan
pengorbanan dalam menggapai sebuah impian. Sang
Alkemis berkata “hanya ada satu yang membuat orang tak bisa meraih
impiannya: takut gagal” orang-orang yang takut gagal itulah orang
yang tak memiliki keberanian dan tak rela untuk berkorban.
(3). Jangan sekali-kali merasa puas
dengan hasil yang telah kau capai bahkan sebisa mungkin raihlah yang lebih baik
lagi. Dalam perjalanannya Santiago
kadang dihasut oleh rasa puas itu padahal impiannya belumlah tercapai. Seperti
pada saat mendapatkan banyak uang saat bekerja dengan pedagang Kristal. Setelah
bekerja dan telah memiliki uang yang cukup, niatnya untuk mencari harta karun
itu mulai hilang dan justru dia berniat untuk kembali kekampung halamannya
karena uang yang dipegangnya telah cukup untuk menjadikannya kembali sebagai
seorang gembala. Artinya Santiago telah merasa puas dengan hasil yang
dicapainya tanpa berfikir untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi lagi yaitu
impiannya. Namun dengan melakukan refleksi panjang akhirnya sifat itu berhasil
dikalahkannya.
(4) berusahalah berhijrah dari keadaan
saat ini menuju kekeadaan yang lebih baik dari saat ini. Itulah yang dilakukan oleh Santiago.
Berkat totalitasnya dalam mencapai impiannya dengan sendirinya menghantarkan
dia dari seorang gembala domba yang hanya berkelana diwilayah spanyol menuju ke
seorang petualang yang berhasil melakukan perjalanan yang amat panjang
melintasi Afrika. Dari perjalanannya itupun mengubah keadaan-keadaannya yang
lain ketingkat kualitas yang lebih tinggi seperti pengalaman, pengetahuan dan
keadaan spiritualitasnya.
(5). Menjadi sang Alkemis. Tadi saya telah menggambarkan Alkemis itu sendiri yang
bila ditinjau kembali adalah pribadi yang bernuansa mistik atau bisa juga kita
sebut dia sebagai mistikus. Namun kita juga bisa menjadi seperti sang Alkemis
namun bukan dari segi mistiknya namun dari segi yang lain yaitu menjadi
seseorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang melebihi orang lain.
Bahkan poin satu sampai empat bila telah terpenuhi pada diri kita maka kita
memiliki karakter seperti Sang Alkemis dan pastinya telah melebihi orang lain.
Seperti halnya Santiago yang bagi saya telah memiliki karakteristik seperti
Sang Alkemis. []
Komentar
Posting Komentar